PengertianMotherboard dan Fungsinya beserta Jenis-Jenis Motherboard. MahesaPutra. Mei 1, 2022 Juni 17, 2022 22 Dilihat. Pengertian Motherboard dan Fungsinya. Apabila Anda berkecimpung di dunia IT khususnya hardware tentunya Anda sudah tidak asing lagi dengan Motherboard. Hardware yang satu ini juga memiliki beberapa sebutan seperti mainboard
Namun sebenarnya ada banyak jenis-jenis keyboard yang dibedakan berdasarkan tata letak huruf dan berdasarkan konektornya. Jenis-Jenis Keyboard Komputer Beserta Gambarnya. Berikut di bawah ini adalah macam macam jenis keyboard komputer beserta gambar dan penjelasannya lengkap. A. Jenis Keyboard Berdasarkan Tata Letak. 1. Qwerty
Jikadilihat berdasarkan dari fungsinya, jenis-jenis bank dibagi menjadi tiga, yaitu bank sentral, bank umum, dan bank perkreditan rakyat. 1. Bank sentral Bank sentral adalah institusi atau lembaga yang bertanggung jawab menjaga stabilitas harga dan nilai mata uang negara tersebut. Setiap negara pasti memiliki bank sentralnya masing-masing.
Fast Money. - Banten merupakan salah satu provinsi Indonesia yang dahulunya diduduki oleh Kesultanan Islam Banten yang makmur pada masanya. Dalam kesultanan Banten terdapat dua golongan terpandang selain keluarga kerajaan dan bangsawan, yaitu para Kyai dan Jawara. Kyai adalah para alim ulama agama Islam yang dihormati oleh Sultan Karomah dalam jurnal berjudul Jawara dan Bdaya Kekerasan pada Masyarakat Banten 2008, menyebutkan bahwa Jawara adalah juara atau pemenang dalam dunia persilatan yang ditakuti oleh kawan maupun lawan. Kearifan budaya tersebut membuat Banten memiliki senjata tradidionalnya sendiri yaitu congkrang, parang, dan golok. Penjelasannya yaitu Congkrang Congkrang atau arit adalah senjata tradisional Banten yang berbentuk seperti bulan sabit. Congkrang terbuat dari besi yang ditempa menjadi melengkung, piph, dan tajam dengan gagang yang terbuat dari kayu. Baca juga Daftar Senjata Tradisional di Indonesia Congkrang biasanya digunakan untuk kegiatan sehari-hari para petani Banten seperti memotong rumput dan tumbuhan lain. Parang Mifath Andriansyah dan teman-teman dalam jurnal Aplikasi Warisan Budaya Senjata Tradisional Provisi Banten Berbasis Augmented Reality pada Smartphone Android 2018, menyebutkan bahwa parang adalah senjata tradisional Banten yang digunakan untuk melindungi diri dan juga kebutuhan hidup sehari-hari. Parang berbentuk panjang dan tajam, biasa digunakan untuk memotong bambu dan juga kayu. Golok Golok adalah senjata tradisional Banten yang berbentuk pisau besi besar, berat, panjang, dan tajam. Golok memiliki gagang dan juga sarung yang terbuat dari kayu serta dihiasi oleh berbegai macam ukiran. Golok digunakan oleh para jawara Banten untuk mengusir penjahah. Golok tidak hanya perkakas dalam kehidupan sehari-hari, melainkan simbol keberanian dan ilmu kanuragan pada masa kejayaan Kerajaan Banten. Sehingga golok selalu disampirkan di pinggang para jawara banten pada masa itu. Ada beberapa jenis golok Banten, di antaranya Golok sulangka Golok sulangkar adalah golok yang terbuat dari besi sulangkar, yaitu besi hitam yang sudah tua dan dipergunakan orang-orang jaman dulu. Dilansir dari Warisan Budaya Takbenda Indonesia, orang Banten percaya bahwa bei-besi kuno memiliki aura mistis yang kuat di dalamnya. Baca juga Senjata Tradisional Khas Jawa Timur Aura magis tersebut dipercaya bisa membawa keberuntungan dan wibawa pada pengguna golok sulangkar. Golok sulangkar ditempa oleh pandai besi dan biasanya dilumuri racun hewan sehingga semakin mematikan bagi musuh, terutama dalam melawan penjajah. Golok ciomas Adapun golok ciomas adalah golok asli Banten yang berkembang pada jaman kerajaan Banten yang bernafaskan Islam. Risa Nopianti dalam jurnal berjudul Makna Ritual Mulud dalam Mewujudkan Popularitas Golok Ciomas 2017 menyebutkan pembuatan golok ciomas memiliki ritual dan persyaratan tertentu pada 12 Mulud peringatan kelahiran Nabi Muhammad Pandai besi golok ciomas juga merupakan keluarga pandai besi yang turun-menurun membuat golok sejak masa Kerajaan Banten, sehingga golok ciomas tidak bisa dimiliki oleh orang sembarangan. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Pakaian adat Banten tidak hanya menjadi ciri khas kedaerahan, tetapi juga sebagai pembeda untuk busana suku asli di daerah tersebut. Pasalnya, suku Baduy Dalam dan Baduy Luar ternyata memiliki model pakaian adat yang berbeda lho. Karena itu, yuk baca ulasan ini agar lebih mengenal jenis-jenis pakaian adat asal Banten!Baca juga Rumah Adat Banten Ciri Khas, Arsitektur, Konsep dan FilosofiTidak hanya untuk acara khusus saja, masyarakat Banten juga mengenakan pakaian ini saat melakukan kegiatan sehari-hari. Baju adat khusus pria ini juga memiliki fungsi lain, yakni sebagai kostum latihan silat. Ya, silat memang menjadi salah satu budaya khas dari daerah yang mendapat julukan Tanah Jawara ini. Dalam bahasa Sunda, pangsi merupakan kependekan dari Pangeusi Numpang ka Sisi. Makna dari frasa ini adalah busana penutup tubuh yang cara pemakaiannya mirip seperti sarungâdengan cara menumpang lalu dibelitkan di pinggang. Dalam pemakaiannya, baju adat ini terdiri dari tiga susun. Yang pertama adalah tangtung, lalu nangtung, dan terakhir samping. Sebagai pelengkap atasan baju pangsi, masyarakat Banten biasanya mengenakan bawahan celana komprang. Selain di daerah Banten, pakaian pangsi juga menjadi busana daerah masyarakat Provinsi Jawa Barat. Pakaian Adat Urang Kanekes Suku BaduySuku Baduy adalah kelompok etnis asli Banten yang bermukim di sekitar Desa Kanekes, Kabupaten Lebak. Penyebutan Baduy sebetulnya datang dari peneliti Belanda, yang menilai bahwa suku tersebut memiliki kesamaan dengan Arab Badawiâyang suka hidup berpindah-pindah. Namun pada dasarnya, suku asli Banten ini lebih sering menyebut diri mereka Urang Kanekes, yang berarti Orang Kanekes. Dalam praktiknya, masyarakat Baduy terbagi atas dua suku, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam. Sementara Baduy Luar tidak lagi terikat aturan suku dan bermukim di luar kawasan adat, Baduy Dalam masih memegang teguh kepercayaan mereka. Meski sama-sama berasal dari etnis suku yang sama, orang Baduy Dalam dan Baduy Luar memiliki pakaian adat yang berbeda. Baca juga 15 Fakta Suku Baduy Banten yang Jarang Diketahui OrangPakaian Adat Suku Baduy Dalam atau Kanekes DalamPerbedaan busana adat suku Baduy Dalam dan Baduy Luar sangat mencolok dari segi warna. Urang Kanekes Dalam selalu menggunakan atasan berwarna putih polos, yang mereka sebut Jamang Sangsang. Nama baju ini menggambarkan cara pemakaiannya, yakni disangsang atau hanya digantung di badan. Pakaian ini tidak memiliki kerah, saku, atau kancing, dan dijahit manual dengan tangan. Untuk bahannya, Jamang Sangsang terbuat dari 100% pintalan kapas asli yang didapat dari hutan. Kemudian, untuk bawahannya, suku Baduy Dalam biasanya memakai sarung pendek selutut berwarna biru dongker atau hitam, yang dipakai dengan cara mereka lilit di bagian pinggang. Baduy Dalam juga mengenakan ikat kepala berwarna putih sebagai pelengkap busana adat mereka. Pemilihan warna putih pada baju adat Kanekes Dalam pun menjadi simbol kalau mereka masih suci dan belum terkontaminasi budaya luar. Pakaian Adat Suku Baduy Luar atau Kanekes LuarPakaian adat Banten Baduy Luar berwarna dominan hitam, yang menjadi penanda bahwa mereka tidak lagi âsuciâ atau sudah terpapar budaya luar. Karena warnanya hitam, pakaian Baduy Luar pun sering disebut baju kampret kelelawar.Pun tidak seperti pakaian Baduy Dalam Baduy Jero yang terkesan polos, busana Baduy Luar tampilannya lebih dinamis. Sudah menggunakan jahitan mesin, desain baju Baduy Luar juga tampak memiliki tambahan seperti kancing, saku, dan aksesori lainnya. Selain itu, Baduy Luar atau Urang Panamping tidak memakai kapas murni sebagai patokan bahan dalam membuat busana atasan mereka. Perbedaan lainnya juga terletak pada bawahan pelengkap busana adat. Apabila Baduy Jero menggunakan bawahan seperti sarung, Baduy Luar tampil lebih bebas karena biasanya hanya mengenakan celana kain biasa. Tidak ketinggalan, ada ikat kepala bercorak batik dengan warna dominan biru tua yang menjadi pelengkap untuk busana adat Baduy Luar. Sementara itu, busana adat untuk kaum wanita Baduy Dalam dan Baduy Luar tidak jauh berbeda. Mereka umumnya mengenakan bawahan kain sarung berwarna hitam dengan corak garis putih, serta memakai selendang berwarna biru, putih, atau merah. Pakaian Adat Pengantin BantenBusana adat pengantin Banten hampir sama dengan yang ada di budaya Sunda. Pengantin pria mengenakan atasan koko berkerah, dengan bawahan kain batik khas Banten atau kain samping. Sebagai pelengkap, pengantin pria juga memakai sabun kain batik, penutup kepala, alas kaki model selop, dan aksesori senjata seperti keris atau golok. Untuk pengantin wanita, atasannya berupa kebaya dengan bawahan kain samping atau batik. Kemudian, terdapat aksen selendang yang tersampir di bahu dan hiasan kembang goyang berwarna keemasan di kepala. Tidak ketinggalan, rangkaian kembang melati melengkapi riasan sanggul sang mempelai wanita. Itulah beberapa jenis pakaian adat Banten yang menjadi salah satu warisan penting budaya Indonesia. Tertarik untuk menjajal salah satu di antaranya?
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Memahami Makna dan Kelebihan Banten dalam Tradisi HinduDalam agama Hindu kita mengenal adanya upacara-upacara yadnya. Di Bali sarana prasarana dalam upacara yadnya disebut dengan Upakara atau yang lebih dikenal dengan istilah Banten. Banten mempunyai arti wakil dari isi alam semesta yang dipersembahkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Upakara atau banten digunakan sebagai salah satu alat/sarana dalam pelaksanaan upacara yadnya untuk umat Hindu yang ingin menempuh jalan bhakti, sebab kita sebagai manusia memiliki kemampuan yang terbatas untuk bisa menghubungkan diri dengan Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Perkembangan banten seiring dengan perkembangan zaman terus mengalami perubahan, hal itu juga diakibatkan oleh perkembangan akal budi yang dimiliki oleh manusia. Banten adalah lambang penyerahan diri manusia yang berlandaskan ketulusan hati atau yang dikenal dengan lascarya. Ketulusan ini direalisasikan dalam bentuk goresan/tetuesan yang menggambarkan saking tuas/lascarya. Sarana upakara/banten akan menampilkan keindahan seni serta lambang perasaan cinta kasih, ungkapan terima kasih dan wujud rasa bhakti kita untuk menghaturkan yang terbaik kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam upacara yadnya di Bali, kita mengenal ada berbagai jenis banten seperti banten peras, banten penyeneng, banten sesayut, banten tulung, banten tataban, dan berbagai jenis banten lainnya yang memiliki konsep hidup dan artinya masing-masing. Selain itu kita juga mengenal jenis banten yang sangat sederhana yakni banten saiban atau banten jotan. Mebanten saiban wajib dilakukan oleh umat Hindu dan tergolong dalam Nitya Karma atau upacara yang dilaksanakan setiap hari dan bersifat sederhana. Contohnya yaitu mebanten pawedangan kopi dan juga ajengan nasi beserta laukpauknya.Banten memiliki tiga unsur yaituMataya, bahan-bahan banten yang asalnya dari tumbuh-tumbuhan. contohnya buah-buahan, bunga dan bahan-bahan banten yang berasal dari binatang yang lahir tanpa telur. contohnya sapi, kerbau, kambing, babi dan binatang bahan-bahan banten yang berasal dari binatang yang lahir dari telur. Contohnya ayam, itik, bebek dan binatang kelebihan adanya banten dalam tradisi Hindu yaituDengan membuat banten masyarakat yang beragama Hindu diharapkan dapat selalu ingat kepada Ida Sang Hyang Widhi dapat digunakan untuk menyampaikan rasa cinta bakti dan kasih melalui persembahan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa secara tulus ikhlas, sehingga dalam proses pembuatan banten kita dapat membiasakan diri untuk bersabar serta mengendalikan diri, agar tidak mudah marah dan dapat digunakan sebagai perwujudan rasa syukur dan hormat kita kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas anugrah yang telah diberikan. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
jenis jenis banten beserta fungsinya